KESUKSESAN BUKANLAH KEWAJIBAN, TAPI MENCOBA UNTUK SUKSES ADALAH WAJIB

Rabu, 26 Oktober 2011

Sebuah Kebenaran yang Tak Menyenangkan

Judul Buku : 15 Cerpen Terbaik Lomba Menulis Cerita Pendek 2009
Penerbit : Kementerian Pendidikan Nasional
Cetakan : I, April 2010
Tebal : 0,5 cm
Jumlah halaman : 161 halaman

“Mulut ini diam. Memang benar, semua berjalan baik. Proses penebangan berlangsung dengan aman. Dari puncak paling muda hingga pangkal pohon yang sudah mulai berlumut. Pohon kersen kesayangan sudah berumur hampir 5 tahun. Mengabdikan diri tanpa pilihan. Anak-anak, ibu-ibu, para pedagang, hingga berjenis burung dan kelelawar. Singkat rasanya setelah dia benar-benar hilang. Pipiku masih membasah. Lebih sedih lagi. Sejak itu akibat kesalahan kami karena menebasnya mulai terasa. Sejak batang demi batang hingga pangkal pohon ditebang, perlahan tapi pasti matahari memelototi kami. Tak ada belas kasihan.”
Itulah salah satu cuplikan dari cerpen yang berjudul “Pohon Kersen” yang merupakan kumpulan dari 15 karya terbaik ajang Lomba Menulis Cerita Pendek (LPMC) yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2009. Lomba yang diikuti oleh guru-guru Bahasa Indonesia di seluruh Indonesia untuk saling berkompetisi mengekspresikan kemampuannya dalam bentuk karya tulis, khususnya cerita pendek. Setelah karya-karya terbaik dalam lomba ini dikumpulkan dan disunting kemudian diterbitkan menjadi buku yang enak dibaca. Buku ini diterbitkan pada tahun 2010 dalam rangka kegiatan peningkatan perpustakaan sekolah dan pelajaran sastra oleh Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Dalam cerpen ini bertemakan tentang pohon kersen yang memberi banyak pengaruh bagi kehidupan suatu keluarga yang dibumbui unsur-unsur mistis di balik penebangan pohonnya. Awalnya penulis hendak memaparkan tentang keadaan lingkungan, namun dipertengahan cerita terjadi hal yang mengejutkan. Ceritanya lebih berbau mistis yang dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap makhluk halus yang bernama jin.
Wanita satu anak yang bernama Lilis ini digambarkan sebagai seseorang yang terlalu percaya dengan takhayul, ia senantiasa menyangkut pautkan segala kejadian yang terjadi akibat pohon kersen itu ditebang.
Dalam kumpulan cerpen ini juga terdapat beberapa judul lain yaitu “Cerita dari Tapal Batas” dan “Kabut”. “Cerita dari Tapal Batas” bertemakan perjuangan seorang anggota TNI yang ditugaskan di perbatasan Papua, dimana kehidupan disana sama sekali jauh dari keinginan duniawi dan kegelimangan harta. Sedangkan “Kabut” bercerita tentang tokoh Nita yang berprofesi sebagai guru golongan IVA yang benci dengan budaya sogok-menyogok yang terjadi di sekolah tempat ia mengajar.
Banyak hal yang menarik dari ketiga judul cerpen tersebut. Kemampuan sang penulis dalam menggunakan pilihan kata yang tepat membuat pembaca tidak jenuh untuk membaca ceritanya. Jalan cerita dalam cerpennya pun sulit untuk ditebak hingga membuat pembaca menjadi penasaran. Setiap cerpen selalu disisipkan amanat-amanat yang selalu berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, seperti pada cerpen “Pohon Kersen” yang menyisipkan amanat bahwa kita tidak perlu terlalu mempercayai hal-hal gaib.
Namun di salah satu cerpen yang berjudul “Pohon Kersen” diakhir ceritanya kurang dapat dimengerti oleh pembaca dengan baik. Karena kumpulan cerpen ini hasil karya para guru-guru Bahasa dan Sastra Indonesia sehingga kata-kata yang digunakan terlalu tinggi oleh karena itu tidak cocok dibaca oleh kalangan non akademik.

FITRITIA DEWANTARI
HIKMAH WAHYUNI NASUTION
KHOIRUN NISAK
MARWANI KURNIA
NURYANTI

XIIA1

1 komentar:

Unknown mengatakan...

apakah ada karya Eko sajarwo ( KAKEK). kalau ada beli dimana buku itu. SMS ke 08164281203 ( eko sajarwo) rims

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons